Laman

Sabtu, 07 Mei 2016

Aksi corat coret ansk



Aksi corat coret, sering kita lihat dilakukan oleh anak dari usia dua tahun, sampai usia remaja. Sering kali coretan itu terlihat sangat menggangu, dan tidak enak dipandang mata. Tapi, mari kita tidak usah membahas hasil coretan anak, namun yang perlu diketahui adalah makna dan maksud dari mereka melakukan corat coret.

Coretan coretan anak pada masa batita
Pernahkah melihat orang tua yang memarahi anaknya, karena semua tembok rumah dicorat coret dengan menggunakan spidol, crayon boolpoin dll?. Sebaiknya orang tua tidak boleh memarahi anak yang suka mencorat coret tembok, karena corat coret yang dilakukan oleh anak batita, sangat berguna untuk melatih perkembangan motorik seorang anak. Dengan corat coret, anak bisa melatih daya kreatifitasnya dan sebagai sarana bagi anak untuk mengekspressikan diri, sehingga anak bisa berkembang dengan baik sesuai dengan usianya.
Orang tua yang cerdas dan bijak , tak akan melarang anak batitanya untuk melakukan aksi corat coret, tapi bisa memberikan sarana yang sesuai untuk memberi ruang pada anak dalam mengembangkan kreatifitasnya.

Coretan coretan anak sekolah pada dinding meja atau bangku sekolah.

Guru pasti sering melihat disekolah, banyak coretan yang digoreskan oleh siswa atau anak, pada kursi, meja serta dinding sekolah. Tulisan tulisan atau gambar yang digoreskan oleh siswa di sekolah, sering kali tak layak untuk dilihat apa lagi dibaca.
Pihak sekolah, dalam hal ini adalah guru, sangat sulit untuk mengetahui siapa sipelaku corat coret tersebut.
Bahwa seorang siswa yang suka corat coret fasilitas sekolah , biasanya disebabkan karena keusilan dan keisengannya saat jam kosong atau tidak pelajaran. Kadang kala bisa juga dilakukan untuk membuat contekan saat ulangan, atau untuk melampiaskan atau mengekspresikan perasaan dan keinginannya. Mereka tidak menyadari, bahwa perbuatannya itu sangat merugikan sekolah yang sudah difasilitasi oleh pemerintah untuk pendidikan.
Sebenarnya, apa yang dicoret atau digambar oleh siswa, sangat mewakili seperti apa isi yang ada dihatinya dan seperti apa akhlak mereka. Miris memang. Mungkin sekolah bisa membuatkan kotak saran atau masalah yang bisa dimanfaatkan untuk menampung unek unek siswa, atau ditiap kelas dibuatkan mading yang dikoordinir oleh wali kelas. Mungkin ini solusi yang bisa dipergunakan untuk mengurangi aksi corat coret fasilitas sekolah.

Corat coret baju seragam untuk merayakan kelulusan.
Tradisi corat coret seragam sekolah, saat merayakan kelulusan siswa, sudah tak asing lagi disaksikan oleh kalangan masyarakat setiap tahunnya.
Pihak sekolah, dalam hal ini guru dan kepsek, sudah sering memberikan larangan untuk tidak melakukan hal tersebut. Sekolah berpendapat, dari pada baju seragam dicorat coret, kan lebih baik disumbangkan pada orang yang membutuhkan. Tapi pendapat dan keinginan guru tidak bisa sinkron dengan kemauan atau keinginan siswa, karena itu juga yang membuat siswa tidak bisa mempan dilarang dengan berbagai cara.
Bagi siswa siswa yang lulus, merayakannya dengan corat coret dan turun kejalanan, bahkan sampai mengganggu lalu lintas, adalah merupakan sebuah kenikmatan yang tak bisa terlupakan. Bagi mereka itu adalah sebuah momen, yang berarti diperolehnya kebebasan terlepas dari segala aturan dan tata tertib sekolah. Mereka tidak takut lagi akan diberi sanksi atau hukuman karena itu sudah tak berlaku bagi mereka . Dan  baju baju seragam yang sudah dicorat coret tsb, akan mereka simpan buat kenang kenangan. Pada saat perayaa kelulusan mereka, tentunya para siswa tersebut tak mau tahu, bahwa perjalanan dan tugas mereka masih panjang, antara lain, mencari kerja, mencari tempat kuliah dan lain lain yang perlu dipersiapkan untuk menjalani masa depannya.
Salahkah mereka???. Tergantung dari sudut mana memandangnya. Kalau tujuan untuk merayakan tentu saja sah sah saja. Namun kalau cara merayakannya akhirnya merugikan atau mengganggu orang lain, tentu saja salah.
Karena itu, peran orang tua sangat dibutuhkan dalam mendidik dan memberi pengertian pada anak tentang mana yang baik dan mana yang tidak baik

Banyak kok cara merayakan kelulusan yang lebih bermanfaat baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Tapi pada akhirnya bergantung pada akhlak dan karakter anak, karena tidak semua anak melakukan corat coret untuk merayakan kelulusan.

Minggu, 01 Mei 2016

Bagaimanakah menghadapi prilaku siswa yang bermasalah

Disebuah lembaga pendidikan formal,seperti sekolah,tidak bisa dipungkiri pasti ada sebagian siswanya yang memiliki perilaku bermasalah, seperti misalnya, sering merokok disekolah, berkelahi, malas sekolah, bolos dsb. Apa bila sekolah bertindak tegas sesuai aturan tata tertib yang berlaku, mungkin akan banyak siswa yang dikembalikan pada orang tuanya. Tapi tentunya bukan itu yang diharapkan oleh sekolah maupun orang tua siswa, karena sekolah adalah tempat untuk mengajar dan mendidik peserta didik.
Perilaku siswa seperti yang sudah disebutkan diatas, memang harus disikapi dan dicarikan solusi penanganannya, agar tidak menularkannya pada siswa siswa lainnya.
           Ada beberapa hal penting dan harus selalu diingat, dalam menangani siswa bermasalah antara lain adalah :

Bimbinglah siswa bermasalah tersebut dengan bijak, sabar dan tegas. Harus sabar, karena membimbing itu suatu proses.yang memakan waktu lama, karena merubah manusia dan bukan barang, Tapi perlu diingat walau sabar, tapi tetap komitmen dan konsisten terhadap aturan dan kesepakatan yang berlaku. Kemudian, membimbing itu harus tegas tapi tidak boleh otoriter.

Membimbing anak , tidak dengan kata kata kasar, mencaci, menghina, atau menjatuhkan harga diri siswa dengan memberikan julukan julukan , misalnya si bodoh, si goblok, si nakal dan lain lain, yang pada akhirnya siswa jadi sakit hati

Tidak mempermalukan siswa, dengan membuka aib, atau suatu kesalahan yang dibuat dihadapan orang banyak, seperti misalnya mengumumkannya kesiswa siswa lainnya, dari kelas kekelas, atau dari satu guru keguru lainnya. Bahkan, jangan sampai memposting aib atau kesalahan siswa ke medsos, karena hal tersebut tak akan menyelesaikan masalah, dan jadi semakin ramai dikomen oleh orang banyak.

Perlu diingat, bahwa setiap siswa punya karakter dan latar belakang yang berbeda beda, dan dalam membimbingpun, harus dilakukan berdasarkan perbedaan tersebut,

Dalam membimbing harus berkiblat pada tahapan tahapan yang harus dilalui, dan bila mana tidak berhasil dalam melaksanakan bimbingan, maka masalah jangan dibiarkan menggantung, tapi harus berani mengambil sikap, harus dibagaimanakan siswa tersebut, apakah perlu dikirim ke orang yang lebih ahli, seperti psikolog misalnya, atau diusulkan untuk dikembalikan pada orang tua.

Membimbing itu pada prinsipnya tidak mempermalukan, tidak menakut nakuti, tidak mengancam, tapi, mengarahkan agar siswa bisa berubah menjadi seperti apa yang diharapkan.

Jumat, 29 April 2016

Cara mengatasi sulitnya melaksanakan penelusuran tamatan


      Ini adalah ide atau pikiran yang ada dibenakku, yang harus kuungkapkan atau kukeluarkan. Masalah respon ataupun tanggapan, adalah hak pembaca.
Penelusuran tamatan, menjadi sangat penting karena salah satu indikator keberhasilan sekolah, adalah banyaknya tamatan yang terserap kedunia kerja. Nah... ini ada beberapa tips cara penelusuran tamatan yang mungkin bisa jadi bahan masukan.
1. Para petugas penelusuran tamatan harus lebih dahulu memiliki ilmu ikhlas. Ikhlas bekerja ikhlas beramal , ikhlas memeras keringat dan pikiran demi anak bangsa

2.Setelah memiliki ilmu ikhlas, baru siap untuk menjalankan tugas. Adapun tugas mulia ini sangat tepat diberikan pada wali kelas pada kelas 12, karena siswa kelas tersebut yang akan jadi obyek penelusuran tamatan nantinya setelah tamat.
Mengapa harus wali kelas???. Karena wali kelas adalah sosok yang paling dekat dan akrab dengan siswa binaannya. Kalau ada wali kelas yang tidak dekat dengan siswa binaannya, atau bahkan tak tahu apa apa tentang siswanya, maka perlu dipertanyakan.

3.Tugas wali kelas dalam menelusuri tamatan cukup dilakukan satu tahun saja, all mendata keberadaan siswanya , sudah bekerja atau belum, tempat kuliahnya bila ada yang kuliah. Dan itu tak akan berat karena paling jumlah yang ditelusuri maksimal 40 orang dibanding bila tugas penelusuran tersebut dikerjakan oleh seorang petugas.

4. Cara yang perlu dilakukan oleh wali kelas, adalah selalu aktif menjalin hubungan dengan siswa yang tamat, baik didunia nyata maupun dunia maya. Pegang atau pilih beberapa anak dikelasnya sebagai informan yang tugasnya memberi informasi tentang keberadaan teman2nya.

5 Enam bulan setelah siswa tamat, diharapkan wali kelas sudah punya data tentang keberadaan siswa binaannya.

6. Data hasil penelusuran dilaporkan ke BKK,atau bursa kerja khusus, untuk didata , dan tugas bkk mencarikan loker bagi alumni yang belum bekerja.

7 Mengaktifkan kembali bila bkk disekolah sudah mati suri, karena bkk inilah yang nanti bekerja sama dengan petugas penelusuran tamatan.

8.petugas penelusuran, dalam hal ini, tentunya perlu dibekali atau diisi pulsa hpnya
.
      Pekerjaan seberat apapun bila dikerjakan bersama sama dengan rasa ikhlas akan terasa ringan.

   

Kamis, 14 April 2016

Buat hari hari pensiunmu menjadi bermakna

Ada sebagian orang berpendapat, bahwa orang yang pensiun sering kali mengalami power syndrome, yaitu suatu keadaan dimana seseorang menjelang pensiun, tenggelam dalam bayang bayang kejayaannya ditempat kerja, jabatan yang disandangnya, gaji besar yang diterimanya, kepopulerannya, ketampanan, kecantikannya dan lain sebagainya. Dan ketika hal hal tersebut diatas sudah tak lagi dimilikinya, maka muncullah perilaku perilaku seperti misalnya:
Merasa kehilangan semangat dan rasa tidak percaya diri
Marah marah yang tak jelas ujung pangkalnya
Tidak merawat diri dengan baik yang penampilannya sangat jauh berbeda dengan pada saat masih bekerja
Menutup diri dari pergaulan dengan teman temannya dulu

       Semua yang kupaparkan diatas, tentunya tidak dialami oleh semua orang yang akan atau telah pensiun, karena hal tersebut tergantung dari caranya menyikapi keadaan tersebut.
Contohnya, adalah aku sendiri, yang pernah menjadi PNS selama puluhan tahun, dan ketika harus of atau pensiun, yang pertama kali kulakukan adalah bersyukur atas nikmat yang Allah berikan padaku selama sekian lama. Nikmat kesehatan, nikmat kekuatan, nikmat kesabaran serta nikmat rizki yang tak pernah kurang. Alhamdullilah aku bisa lewati semua.
Sekarang aku mengambil hikmah positif dengan keadaanku yang sekarang setelah pensiun antara lain aku bisa istirahat setelah perjalanan panjang dan melelahkan. Namun bagiku istirahat itu secukupnya saja karena pensiun bukan berarti bermalas malasan.
Berikut ini, aku ingin berbagi tips berdasarkan pengalaman pribadi bagaimana cara menyikapi menjelang masa pensiun.
   
         Menjelang pensiun aku sengaja membuat blog sebagai wadah menyalurkan hobbyku menulis, dan ini bisa menjadi kegiatanku sehari hari dimasa pensiun. Dan menjelang aku of pun aku sudah membuat buku tentang perjalana karirku sebagai kenang2an agar tidak kehilangan momen yg cukup bersejarah bagiku.
Intinya adalah merancang kegiatan atau kreatifitas apapun yang bisa membuat happy, dan tidak jenuh. Dan aku sendiri selain senang menulis juga sering membuat hand made berupa tas dan dompet, bukannya untuk dijual, tapi cuma buat koleksi dan menciptakan kebahagiaan tersendiri.
         
           Selain itu, berusaha menyadari, bahwa jabatan, pekerjaan, ketenaran, kebanggaan mendapat sanjungan bukanlah hal yang menetap dan bisa dibawa mati.
Seorang yang telah pensiun dr pekerjaan atau jabatannya harus bisa menerima perubahan keadaan tersebut.

          Berusaha untuk menyadari bahwa rizki sudah diatur oleh yang maha kuasa dan tak mungkin akan tertukar. Jangan takut menjadi miskin karena pensiun. Tapi takutlah bila usia semakin tua menjadi miskin akan amal dan ibadah, karena amal ibadahlah yg akan menemani kubur kita.

         Memperbanyak update diri, dengan selalu menambah wawasan pengetahuan dan selalu mengikuti hal hal yang baru agar otak selalu terasah, sehingga tidak cepat pelupa dan pikun.

Menunjukkan pada orang orang diluar sana, bahwa orang pensiunan yang notabene sudah jadi lansia bisa eksis dan moveon.